Pages

Kamis, 07 Februari 2013

Obat Diabetes Melitus



Terapi OHO
Ada 5 golongan antidiabetik oral yang dapat digunakan untuk penderita diabetes mellitus:
Penghambat enzim α-glikosidase
Obat ini digunakan untuk memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin, dan disakarida di intestine. Akarbose misalnya, dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya tingggi. Biasanya obat ini digunakan bersama antidiabetik oral lain dan atau insulin.
Efek samping yang ditimbulkan:
·   Malabsorpsi
·   Diare
·   Flatulen
·   Abdominal bloating
Sulfonylurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, mengurangi kadar glukagon dalam serum, meningkatkan pengikatan insulin pada jaringan target dan reseptor dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal atau kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. Untuk menghindari hipoglikemi berkepanjangan pada berbagai keadaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, penyakit kardiovasa, tidak dianjurkan sulfonilurea seperti klorporamid.
generasi  I                       :    tolbutamid,tolazamid,asetoheksimid,dan klorpropamid
generasi II                      :    gliburid,glipizid,glikasid,glimepirid
-                      Tolbutamid
Masa paruhnya sekitar 4-7 jam. Dimetabolisme di hepar menjadi karboksitolbutamid dan di ekskresi melalui ginjal
-                         Tolazamid
Masa paruhnya  sekitar 7 jam. Absorpsinya lambat dan di metabolism di hepar menjadi p-karboksitolazamid, 4-hidroksimetiltolazamid dan senyawa lain yang dapat menyebabkan hipoglikemia yang cukup kuat.
-                      Glipizid
Waktu paruh waktu paling cepat 2-4 jam, sebaiknya diminum 30 menit sebelum makan pagi, karena absorpsinya mengalami penundaan jika ditelan bersamaan saat kita makan. Dikontraindikasikan pada pasien yang menderita gangguan hepar atau renal.
-                      Glyburid
Dimetabolisme di hepar dan menghasilkan efek hipoglikemi yang sangat rendah, memberikan dosis diatas 20 mg/d tidak direkomendasikan. Kontraindikasi sama dengan glipizid.
-                      Glimepirid
Masa paruh waktu 5 jam, dengan dosis 1 mg sudah sangat efektif dan dosis maksimum harian sebesar 8 mg. Diminum 1 hari sekali, dimetabolisme di hepar sampai menjadi produk inaktif.
Pemberian sulfonilurea generasi 2 memiliki efek hipoglikemia 100x lebih besar dari generasi 1. Meski masa paruhnya pendek, yakni sekitar 3-5 jam. Tapi efek hipoglikemiknya berlangsung 12-24 jam. Sulfonilurea tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal pada pasien DM juvenil, pasien yang kebutuhan insulinnya tidak stabil, DM berat, DM kehamilan dan keadaan gawat dan juga hati-hati pada pasien dengan gizi buruk.
Efek samping :
§      Hipoglikemia bahkan sampai koma, sering terjadi pada pasien usia lanjut dengan gangguan funsi ginjal dan hepar.
§      Mual
§      Muntah
§      Diare
§      Gejala hematologik, misalnya leukopenia dan agranulositosis.
§      Susunan saraf pusat  yang berupa vertigo, bingung, ataksia, dan sebagainya.
§      Mata
§      Hipotiroidisme
Glinid
Ø  Mekanisme kerja mirip sulfonilurea, dengan penekanan pada meningkatkan sekresi insulin pada fase pertama.
Ø  2 macam : Repaglinid ( derivat as. Benzoat) dan Nateglinid ( derivat fenilalanin)
Ø  Diabsorbsi cepat ( 1 jam) setelah pemberian oral, dan diekskresi cepat oleh hati.à kontrol perjalanan glukosa post prandial.
Ø  Digunakan tepat sebelum makan à cegah hipoglikemia
Ø  Hati-hati pada gangguan hati
Ø  Digunakan pada pasien dengan alergi sulfur atau sulfonilurea
Metformin
Menurunkan produksi gula di hepar , meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin, stimulasi glikolisis secara langsung dalam jaringan, melambatkan absorbsi glukosa dari saluran cerna dan memperbaiki ambilan glukosa perifer. Metformin tidak merangsang atau menghambat perubahan glukosa menjadi lemak sehingga pada pasien diabetes yang gemuk dapat menurunkan berat badan.
Metformin dapat diminum pada waktu makan. Obat ini dapat diberikan pada pasien DM yang tidak memberikan respon terhadap sulfonylurea atau  diberikan seebagai terapi kombinasi dengan insulin atau sulfonylurea.
Efek samping:
§      Mual
§      Muntah
§      Diare
§      Kecap logam (metallic taste)
§      Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau system kardiovaskuler dapat menimbulkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah, sehingga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam cairan tubuh.
Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada kehamilan, pasien penyakit hepar berat, penyakit ginjal dengan uremia, penyakit jantung kongestif dan penyakit paru dengan hipoksia kronik.
Thiazolidinedion (Penambah Sensitifitas Insulin)
·         2 Anggota : Rosiglitason, dan Pioglitason
·         Mekanisme Kerja : berikatan dengan PPAR-γ, suatu reseptor sel otot dan sel lemak à menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa à meningkatkan ambilan glukosa di perifer
·         Kontra indikasi: gagal jantung kelas I-IV à memperberat edema/retensi cairan. Gangguan hati
·         Pemantauan fungsi hati berkala

Cara Pemberian OAD
©      Sulfonilurea generasi I&II : 15-30menit sebelum makan
©      Glimepirid : sebelum/sesaat sebelum makan
©      Repaglinid, Nateglinid : sesaat/ sebelum makan
©      Metformin: sebelum / pada saat/ sesudah makan
©      Penghambat glukosidase alfa: bersama makan suapan pertama
©      Tiazolidindion : tidak bergantung pada jadwal makan

Terapi Insulin
Insulin diberikan pada keadaan :
n    Penurunan berat badan yang cepat
n    Hopedrglikemia berat disertai ketosis
n    KAD
n    Hiperglikemia HONK
n    Hiperglikemia dengan asidosis laktat
n    Gagal kombinasi OHO dosis hampi maksimal
n    Stres berat
n    Kehamilan dengan DM
n    Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
Insulin diberikan melalui injeksi :
a.                   Intravena
b.                  Intramuskuler
c.                   Subkutan à biasanya untuk penggunaan jangka panjang.
·                     Biasanya untuk DM tipe 1.
·                     DM tipe 2 yg tidak dpt diatasi dengan
diet maupun OHO
·                     DM pasca pankreatektomi
·                     DM gestasional
·                     DM dengan ketoasidosis
·                     Koma nonketosis
·                     praoperasi
Klasifikasi preparat insulin :
1.                  Lama kerja
a.                   Kerja cepat (rapid acting insulin)
·         Contoh: insulin reguler
·         menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
·         digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa suntikan setiap harinya dan disuntikan 15-20 menit sebelum makan.
b.                  Kerja sedang (intermediate acting insulin)
·         Contoh: insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan
·         Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimum dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam.
·         bisa disuntikan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam
c.                   Kerja lambat (short acting insulin)
·         Contoh: insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.
·         Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam

Macam Insulin
Merek Dagang
Efek puncak (jam)
Lama kerja (jam)
Rapid acting
Humalog, Apidra, Aspart
1-2
4-6
Short acting
Actrapid, Humulin-R
2-4
6-8
Intermediate acting
Insulatard Human, Monotard Human, Humulin-N
4-12
18-24
Long acting
Lantus
Peakless
24
Premixed insulin
Mixtard 30/70, Humulin 30/70, Humalog Mix 25
2-8
14-15

2.                  Asal spesies
a.                  Human insulin à merupakan hasil teknologi rekombnan DNA. Dalam larutan yang cair, lebih larut dari porcine karena adanya treonin (di tempat alanin) dan punya ekstra gugus hidoksil.
b.                  Porcine insulin à dari sapi / babi

Efek samping insulin
a.                   Hipoglikemi, Terjadi bila :
·         dosis insulin terlalu besar
·         tidak tepatnya waktu makan dengan watu tercapainya kadar puncak insulin
·         ada faktor yang meningkatkan sensitivitas insulin, misal: insufisiensi adrenal/pituitari, kerja fisik berlebihan
b.                  Reaksi alergi dan resistensi, Akibat:
·         Ada bekuan atau terjadi denaturasi preparat insulin
·         Kontaminan
·         Sensitif terhadap senyawa yg dtambahkn pada proses formulasi preparat insulin (misal Zn2+, protamin, fenol,dll)
c.                   Lipoatrofi dan lipohipertrofi
d.                 Edema à akibat retensi Na+ / peningkatan permeabilitas kapiler akibat kontrol metabolik yg tidak adekuat. Umumnya terjadi pada gangguan fungsi jantung atau ginjal.
e.                   kembung abdomen, gagguan visus.